Konservasi ekosistem darat merupakan langkah yang sangat penting dalam upaya perlindungan biodiversitas. Konservasi ini bertujuan untuk mempertahankan keanekaragaman live macau hayati di daratan, termasuk hutan, padang rumput, dan berbagai ekosistem lainnya. Sebagai contoh, hutan hujan tropis adalah salah satu ekosistem darat yang memiliki biodiversitas yang sangat tinggi.
Menurut Prof. Dr. Ir. Togu Manurung, M.Sc., seorang pakar konservasi dari IPB University, “Konservasi ekosistem darat menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup kita. Dengan menjaga ekosistem darat, kita juga secara tidak langsung melindungi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di dalamnya.”
Salah satu cara untuk melakukan konservasi ekosistem darat adalah dengan menghentikan deforestasi dan melakukan restorasi hutan yang telah rusak. Menurut data dari World Wildlife Fund (WWF), sekitar 18,7 juta hektar hutan di Indonesia hilang antara tahun 2001 hingga 2019. Hal ini menjadi ancaman serius terhadap keberlanjutan ekosistem darat dan biodiversitas di Indonesia.
Lembaga konservasi seperti Badan Restorasi Gambut (BRG) juga telah aktif melakukan upaya restorasi ekosistem darat, terutama hutan gambut yang rentan terhadap kebakaran dan kerusakan akibat aktivitas manusia. Menurut Kepala BRG, Nazir Foead, “Restorasi ekosistem darat tidak hanya penting untuk menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga untuk mengurangi risiko bencana alam seperti kebakaran hutan dan banjir.”
Dalam upaya konservasi ekosistem darat, peran masyarakat juga sangat penting. Melalui edukasi dan partisipasi aktif dalam program konservasi, masyarakat dapat turut serta dalam menjaga keberlangsungan ekosistem darat dan biodiversitas. Dengan demikian, konservasi ekosistem darat sebagai langkah perlindungan biodiversitas bukanlah tanggung jawab satu pihak saja, melainkan merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian alam bagi generasi mendatang.